Kamis, 06 Januari 2011

Prasangka,Deskriminasi,dan Esentrisme

KELOMPOK 6
Rosi Oktaviana Kuntari
1KA24/ 16110249

Golongan - golongan yang berbeda dan Integrasi sosial

masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistim nasional negara indonesia.aspek" kemasyarakatann yang mempersatukannya antara lain :

1. Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama.
3. Bahasa,
4. Nasion Indonesia

Integrasi
======
masalah besar yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan yang lainnya. masyarakat" yang ada di indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya,
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya
2. Isu asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara indonesia asli dengan keturunan lain
3. agama, sentimen agama dapat di gerakkan untuk mempertajam kesukuan.
4. prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.

Dalam hal ini masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.

STUDY KASUS
Perlu Revitalisasi Kehidupan Sosial Budaya
Selasa, 23 Juni 2009 | 18:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kehidupan sosial budaya saat ini mengalami banyak masalah seperti memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan, disorientasi nilai keagamaan, memudarnya kohesi dan integrasi sosial, serta melemahnya mentalitas positif."Untuk itu perlu dilakukan revitalisasi," ungkap Siti Noorjannah, salah satu anggota tim perumus dari Muhammadiyah, saat jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Selasa (23/6). Dalam jumpa pers tersebut, Muhammadiyah menyatakan perlu dilakukan revitalisasi visi dan karakter bangsa di tiga bidang yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Siti mengatakan, pudarnya ikatan kebangsaan saat ini ditandai dengan menguatnya primordialisme dampak dari kebebasan politik yang berlebihan, serta apatisme dan individualisme akibat globalisasi yang mendorong penetrasi budaya asing."Kebebasan politik yang berlebihan juga melahirkan egoisme dan oportunisme politik yang ditunjukkan dengan perilaku mengutamakan kepentingan partai dari pada bangsa," tegasnya. Disorientasi nilai agama, katanya, ditandai sikap hidup permisif, materialistik, dan sekuler yang berlawanan dengan nilai-nilai agama.Sedangkan memudarnya kohesi dan integrasi sosial dilihat dari berbagai tindak kekerasan yang terus terjadi dalam masyarakat. "Narkotika, pembunuhan, pelecehan seksual, perdagangan manusia, pornografi, pengerusakan lingkungan yang terus meningkat," tegasnya.Melemahnya mentalitas positif, paparnya, dilihat dari kecenderungan perilaku instan, tidak disiplin, suka meremehkan masalah, tidak menghargai mutu, kurang bertanggung jawab, dan sebagainya. Untuk itu, kata Siti, ke depan perlu ditingkatkan pendidikan kewarganegaraan dan agama, membangkitkan kembali gotong royong, dan dialog budaya.
"Menanamkan sikap berperilaku positif sejak dini seperti bertindak jujur, disiplin, menghargai waktu, bersih, dan tanggung jawab," ungkapnya.

OPINI
Menurut saya dari kasus di atas adalah sebaiknya kita sebagai masyarakat juga harus tau cara bagaimana hidup berintegrasi,kita harus tau batasan-batasan mana yang baik untuk kita lakukan.Dan kita juga harus menerapkan sikap berperilaku positif sejak dini seperti bertindak jujur, disiplin, menghargai waktu, bersih, dan tanggung jawab sejak dini.

Rabu, 05 Januari 2011

Agama dan Masyarakat

Nama : Rosi Oktaviana Kuntari
Kelas/NPM : 1 KA 24/16110249
BAB X. Agama dan Masyarakat
Fungsi Agama


Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:
• Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
• Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
• Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
• Memainkan fungsi peranan sosial.
Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.


Pelembagaan Agama
Agama merupakan sesuatu yang bersifat universal, abadi, yang mengatur masyarakat dalam semua sendi kehidupan. Jika berbicara tentang pelembagaan agama, ada beberapa hal yang perlu dijawab, seperti, untuk apa agama ada, unsur-unsur, fungsi, bentuk dan struktur agama.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, diantaranya :
1. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nila sakral.
Masyarakat tipe ini kecil,terisolir dan terbelakang.Anggota masyarakat menganut agama yang sama.
2. Masyarakat-masyarakat Praindustri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, perkembangan teknologi lebih tinggi dari tipe yang pertama, agama memiliki arti dan ikatan kepada sistem nilai pada masyarakat.
3. Masyarakat berkembang.
Agama selalu memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana selamat di dunia dan di akhirat dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan rasa aman dan tenang kepada pemeluk agama dalam menjalankan kehidupan beragamanya, untuk itulah agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua kelompok sosial , merupakan sesuatu yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan.
Lembaga-lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan dan terkadang muncul berupa organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah,NU, dll. Pelembagaan agama itu sendiri pada puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan(ibadat) dan tingkat organisasi.


Study kasus
Polisi Periksa Kasus Tuduhan Penghinaan Agama oleh Majalah Tempo
Selasa, 19 Pebruari 2008 20:11 WIB | Peristiwa | | Dibaca 1864 kali
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Selasa, mendengar keterangan saksi pelapor dalam kasus dugaan penghinaan agama yang dilakukan oleh majalah Tempo.

Saksi pelapor, Marcelinus Simarmata dari Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Kristen (AMPK) didengar keterangannya di Polda Metro Jaya sejak pukul 14.00 WIB hingga 18.30 WIB.

"Saya tadi di-BAP (berita acara pemeriksaan) di Unit II Satuan Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya," katanya.

Ia mengatakan, pada kesempatan tersebut penyidik menanyakan seputar sampul depan majalah Tempo edisi 4 Pebruari 2008 yang dinilai oleh pelapor sebagai penghinaan terhadap agama Kresten.

Pada edisi itu, sampul majalah Tempo menampilkan gambar mantan Presiden Soeharto bersama anak-anaknya dalam komposisi mirip lukisan "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci yang menggambarkan perjamuan kudus Yesus Kristus dengan murid-muridnya.

Menurut AMPK, sampul majalah itu telah menghina agama sehingga kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya, pekan lalu dengan tuduhan pelanggaran hukum sesuai pasal 156 KUHP tentang penistaan agama.(*)
Opini :
Seharusnya kita sebagai masyarakat negara yang beragama harus bisa saling menghargai dan saling menghormati antar umat yang berbeda agama.