17. Secara sosiologis, norma menurut daya pengikatnya dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
a. Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena bagi orang yang melanggar norma ini, hanya mendapat ejekan, cemoohan dari orang lain karena dianggap bertindak tidak sopan, seperti bicara dengan suara terlalu keras, ketika sedang makan mengeluarkan bunyi sebagai tanda kekenyangan dan lain sebagainya.
b. Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan degan kekuatan mengikatnya yang lebih kuat daripada usage (cara), karena kebiasaan dilakukan berulang-ulang sehingga merupakan bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatan tersebut.
Kebiasaan yang dijalankan oleh anggota masyarakat akhirnya jadi tradisi yang merupakan ciri atau identitas masyarakat yang bersangkutan. Misalnya:
1. Kebiasaan memberi hormat dan patuh kepada orang yang lebih tua
2. Kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila memberikan sesuatu kepada orang lain
3. Kebiasaan setiap hari lebaran memasak ketupat, pulang mudik bagi yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah lain, dan sebagainya.
c. Tata kelakuan (mores) adalah aturan yang sudah diterima oleh masyarakat yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari kelompok dan dilaksanakan sebagai alat pengawasan secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan merupakan gagasan yang kuat mengenai sesuatu yang dianggap benar dan salah yang menunut tindakan tertentu dan melarang yang lainnya. Biasanya tata kelakuan berhubungan erat dengan sistem kepercayaan/keyakinan agama masyarakat. Para pelanggar norma ini diisolir/dikucilkan dan digunjingkan oleh masyarakat. Tindakan masyarakat terhadap pelanggar norma ini dapat menjadi social control dan social pressure.
Contoh tata kelakuan antara lain:
1. Seseorang wanita muslim sangat tidak pantas berpakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuhnya
2. Larangan buang air kecil di sembarang tempat bagi masyarakat beradab
3. Berpelukan antara laki-laki dan wanita di tempat umum bagi masyarakat Timur tidak pantas, sedangkan bagi masyarakat Barat merupakan hal biasa.
Manfaat tata kelakuan antara lain:
a. Memberikan batas pada perilaku individu (sebagai alat kontrol)
b. Mengidentifikasikan individu dalam kelompoknya
c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat
d. Adat Istiadat (custom), norma ini umumnya tidak tertulis, namun memiliki sanksi keras karena orang yang melanggarnya mendapat sanksi baik secara langsung maupun tidak langsung berupa sikap penolakan terhadap dirinya. Sikap penolakan masyarakat yaitu orang yang melanggar adat istiadat tidak diterima dalam lingkungan masyarakat adat adalah sangat menyakitkan. Orang hidup itu, hidup dari dan dalam masyarakatnya artinya seseorang ada karena dia dilahirkan di masyarakat sedangkan hidupnya di masyarakat dan untuk masyarakat. Jelas adanya pengucilan atau tidak diterimanya seseorang di masyarakat merupakan sanksi berat.
18. Contoh norma yang ada di masyarakat :
* Norma Agama
Contoh : - Saling menghormati orang lain beribadah
- Melaksanakan ibadah agama sesuai kepercayaan
*Norma Kesusilaan
Contoh : - Tidak melakukan tindakan kriminalitas
*Norma Kesopanan
Contoh : - Mengucapkan trimakasih bila telah dibantu
-Meminta maaf apabila telah berbuat kesalahan
*Norma Kebiasaan
Contoh : - Kebiasan mengadakan acara adat
- Kegiatan mudik saat mejelang hari raya
*Norma Hukum
Contoh : - Wajib bayar pajak
- Tidak melanggar lalu lintas
19. Pranata Sosial adalah sekumpulan norma yang tersusun secara sistematis yang dibentuk dalamrangka memenuhi berbagai kebutuhanhidup manusia yang bersifat khusus.
Pranata sosial terbagi menjadi 8, yaitu :
1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah,ibi,dan anak.
Pada umumnya keluarga memiliki fungsi sbagai berikut :
- Reproduksi
- Sosialiasi
- Afeksi
- Ekonomi
- Pengawasan sosial
- Proteksi (perlindungan)
- Pemberian status
2. Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan pada hakekatnya merupkan salah satu wadah sosialisasi nilai-nilai yang ideal di masyarakat .Karena itu pranata pendidikan merupakan salah satu pranata penting di masyarakat.
Ada 6 macam funngsi pendidikan :
- Transmisi kebudayaan masyarakat
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial
- Sekolah mengajarkan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia
- Sekolah mengajarkan corak kepribadian
- Sekolah mengajarkan pengalaman melalui buku-buku pelajaran
- Sumber inovasi sosial
3. Pranata Politik
Pranata politik adalah perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.(Kornblum)
Fungsi pranata politik :
- Memelihara ketertiban di dalam (Internal Order)
- Menjaga keamanan di luar (external security)
- Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare)
- Mengatur proses politik
4. Pranata Ekonomi
Manusia tidak dapat dipisahkan oleh pranata ekonomi.Padea prinsipnya, fungsi pranata ekonomi :
- Memberi pedoman untuk mendapat bahan pangan
- Memberi pedoman untuk melakukan prtukaran barang
- Memberi pedoman tentang harga jual beli barang
- Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
- Memberi pedoman tentang cara pengupahan
- Memberi pedoman tentang cara PHK
- Memberi identitas diri bagi masyarakat
5. Pranata Agama
Suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal yang suci. Kepercayaan dan praktek tsb mempersatukan semua orng ynag beriman kedalam suatu komoditas moral yang dinamakan agama. (Durkheim)
Agama berfungsi :
- Sumber pedoman hidup bagi individu atau kelompok
- Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhannya
- Pedoman perasaan keyakinan
- Memberikan identitas pada manusia sbg umat beragama
- Estetika
6. Pranata ilmiah
7. Pranata Kesenian dan Rekreasi
8. Pranata Kesehatan
Study kasus
Pengemis
Hampir di setiap lampu merah di kota Malanh ataupun mungkin di kota lainnya sering kita lihat pemandandangan pengemis baik laki-laki maupun perempuan baik anak-anak maupun yang tua,baik yang cacat maupun yang sehat jiwa raga meminta belas kasihan para pengendara yang kebetulan sedang berhenti terkena lampu merah. Tidak jarang orang yang iba dan memberi uang lebih pada para pengemis melihat pemandangan tersebut. Tapi yang sekarang jadi masalah adalah apakah kita masih merasa iba melihat kenyataan sebenarnyabahwa para pengemis tetap orang yang itu-itu sajadan menjadikan pengemis sebagai suatu profesi bagi mereka. Kenyataan ini mungkinakan menjadi sah apabila seorang pengemis tersebut mungkn seorang manula atau seorang cacat yang tdak bias bekerja lagi dikarenakan keadaan fisiknya. Tapi apakah kita masih tetap bias mentolelir apabila anak muda yang sehat dan tidak sekolah ataupun ibu sehat yang membawa anaknya dan mengorbankan pendidikan anaknya atau seorang yang dengan segala tipu dayanya menglabui para pengendara dengan membuat dirinya seakan-akan orang cacat memnta-minta uangdi tepi atau di tengah jalan. Pernah suatu sore saya bertemu dengan seorang pengemis anakkira-kira umurnya 9 tahun. Esok harinya lagi saya bertemu lagi dengan anak yang sama sehingga sayapun bertanya “le awakmu gak sekolah ta?”. Dengan jawaban yang polos ia menjawab “enggak mas” esok harinya lagi kira-kira jam 05.30 swaya bertemu lagi ditempat yang sama anak itu dijemput dari “tempat kerjanya” oleh ibunya menggunakan Yamaha Vega. Bayangkan seorang banak kecil dikader untuk menjadiseorang pemalas yang oportunis dimana orang rela menjual sepeda motor untuk biaya sekolah seorang anaknya tapi seorang ibu berkendaraan Yamaha Vega menyuruh anaknya mendapatkan uang dengan mudah dengan cara merendahkan harga diri anaknya dengan cara lebih memilih mengemis daripada sekolah. Kalau kita berfikir siapa yang salah? Mungin kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pengemis tersebut bila menjadikan ngemis sebagai sebuah profesi.Karena bila kita melihat pada kondisi Indonesia saat ini orang tua untuk menyekolahkan anaknya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit minimal 500 ribu belum lagi ditambah dengan berbagai macam uang sekolah seperti uang ujian, uang bangku, uang gedung dan lain-lain yang mungkin bila ditotal dalam 1tahun bisa mencapai lebih dari 1 juta.
OPINI
Menurut saya orang yang menjadi pengemis dan dijadikan sbg profesi itu butuh bimbingan agar tidak menjadi orang yang hanya meminta belas kasih dari orang lain,dan bisa juga oleh LSM diberikan ketrampilan kerja agar mereka bisa lebih berinovatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar